Beberapa waktu yang lalu ada pelanggan Saudaraku yang bertanya, "Kenapa pabrik-pabrik abon sapi dan ayam kebanyakan ada di Jawa Tengah, terutama daerah sekitar Boyolali, Solo, Salatiga, Sukoharjo dan sekitarnya?" Tergelitik pertanyaan tersebut kami mencoba menganalisa dan mencari tahu kenapa kebenaran dan penyebab keadaan tersebut.
Pabrik abon sapi dan ayam sebenarnya ada juga di daerah-daerah lain seperti abon Karwati (Cianjur), Indo abon (Jakarta), abon Aditya (Yogyakarta), abon Koki (Purbalingga) dan lain-lain. Beberapa merk abon ada juga yang di repacking di daerah lain seperti Jakarta, Bekasi, Pangkal Pinang dan daerah lain, tetapi pabrik produsennya kebanyakan tetap berada di Jawa Tengah, terutama di Boyolali, Salatiga, dan sekitarnya.
Keberadaan pabrik abon di Boyolai, Solo, Salatiga, sukoharjo dan sekitarnya memiliki keberadaan yang signifikan karena beberapa faktor, antara laini:
1. Ketersediaan bahan baku
Boyolali dikenal sebagai salah satu daerah penghasil susu dan daging yang besar di Jawa Tengah. Ketersediaan bahan baku seperti daging sapi dan ayam yang melimpah memudahkan pabrik-pabrik abon untuk mendapatkan pasokan berkualitas tinggi secara lokal1. Hal ini memungkinkan produsen untuk menjaga kualitas produk mereka dan mengurangi biaya transportasi.
2. Keahlian dan tradisi lokal
Daerah ini memiliki tradisi panjang dalam pengolahan produk olahan daging, termasuk abon. Banyak pabrik abon di Boyolali didirikan oleh para pengusaha yang belajar dari generasi sebelumnya atau terinspirasi oleh usaha-usaha lokal yang sudah ada. Pengalaman dan keahlian ini berkontribusi pada kualitas dan inovasi produk.Lokal
3. Lokasi dan Infrastruktur
Letak Jawa Tengah yang ada ditengah pulau jawa dan memiliki infrastruktur yang mendukung industri makanan, termasuk akses ke pasar lokal dan regional. Jaringan distribusi yang baik memudahkan produk abon untuk dijual di berbagai tempat, termasuk ke luar kota dan daerah lain.
5. Inovasi Produk
Pabrik abon di Jawa Tengah mampu terus berinovasi dengan menciptakan varian baru dari abon, seperti abon nabati atau produk dengan bumbu khusus, untuk menarik lebih banyak konsumen dan juga kemasan baru yang lebih menarik. Inovasi ini membantu menjaga daya saing mereka di pasar yang semakin kompetitif.
6. Tenaga Kerja.
Tradisi lokal yang disampaikan pada point 2 di atas, menghasilkan ketersediaan tenaga kerja di daerah ini cukup banyak dan terampil dalam proses produksi abon. Ditambah lagi dengan populasi penduduk yang relatif tinggi di pulau jawa, semakin mendukung ketersediaan tenaga kerja tersebut.
Kombinasi dari beberapa faktor di atas, menurut kami, yang menjadikan Jawa Tengah terutama daerah Boyolali, Solo dan sekitarnya menjadi pusat industri abon di Indonesia.